Selasa, 26 Juni 2012

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN


Psikologi Kepribadian

A.      Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikologi

Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman. Labo-ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang. Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakinan para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia. Aliran-aliran yang berkembang dalam bidang psikologi diantaranya : strukturalisme, fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi dalam, psikologi humanistik, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang tertentu. Cabang-cabang psikologi diantaranya : psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi abnormal, psikologi kesehatan, psikologi olah raga, dst. Psikologi kepribadian, sama halnya dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi secara ilmiah. Yang membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-cabang lainnya adalah usahanya untum mensintesiskan dan mengintegrasikan prionsip-prinsip yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain tersebut. Dalam bidang psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki daerah yang demikian luas seperti psikologi kepribadian (Koeswara, 1991 : 4).

KEPRIBADIAN
Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

2. Definisi-definisi Kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.



a. GORDON W. W ALLPORT
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11).
Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

b. KRECH dan CRUTCHFIELD
David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment.”
(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus

c. ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.
Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya”.


Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken
dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.
·          Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
·          Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
·          Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
·          Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

B. Konsep-konsep yang berhubungan dengan Kepribadian
Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8-9) :

1.      Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
2.      Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan   biologis atau fisiologis.
3.      Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama.
4.      Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
5.      Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.

Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau
komponen-komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat, dst. Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian.


C. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian
Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian manusia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah. Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuan pengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut juga ilmu semu (pseudo science). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005: 7-8).
1.      Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan.
2.      Astrologi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar dominasi benda-benda angkasa terhadap apa yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu kelahiran seseorang.
3.      Grafologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar tulisan tangan.
4.      Phisiognomi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan wajah.
5.      Phrenologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian berdasarkan keadaan tengkorak.
6.      Onychology, pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan kuku.

Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju (Sumadi
Suryabrata, 2005 : 11) menghasilkan bermacam-macam tipologi. Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian.

Demikian psikologi kepribadian semoga dapat membantu kita sumua dalam mempelajari lebih mendalam tetang psikologi. Trima kasih. . . . .
Jangan lupa komentar nya ya  ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar